13.04 | Posted in
3 Foto " Pekalongan Tempo DoELoE"


Pas googling nemuin blog ini terus di dalam nya ada foto-foto pekalongan jaman doeloe ya udah sekalian di posting aja.
Seorang kawan dari Pekalongan Kota Batik, memberikan tiga copy gambar Pekalongan Jaman Doeloe. Sayangnya, tidak disertakan siapa photographer nya. Hanya keterangan yang ada, tiga foto ini diambil pada tahun 1954, obyeknya adalah sekitar Lodji, Kauman dan Terminal Bus Lama Pekalongan.Bagi rekan MPers, yang asli Pekalongan, semoga menjadi sebuah kajian, Pekalongan Doeloe tentu berbeda dengan situasi Kota Pekalongan kini.


Lalin_di_Djl._Lodji_19081954.jpg


Lalin_djl._Kauman_19081954.jpg





Pemberhentian_bis_alun2_19081954.jpg (2208x1320)
��
12.41 | Posted in
Pengetahuan Batik Yang Asli Dengan Batik Sablon

Masyarakat pengguna batik mulai sekarang perlu lebih cermat dan teliti dalam memilih batik karena secara umum masyarakat masih awam dalam hal pemahaman tentang batik itu sendiri. Orang masih mengenal batik dari sisi motif atau design saja padahal batik itu merupakan sebuah proses dari sebuah kain putih yang ditulis melalui �niba� ( malam / lilin ) mengikuti pola gambar dengan cara menulis ( �nitik� istilah bahasa jawa ).


Nah, jika demikian apakah semua batik yang beredar dipasaran dengan suguhan design dan corak warna warni dapat semua dikatakan batik. Apalagi banyak orang mengatakan ada batik China masuk Indonesia, pertanyaannya apakah batik yang dibuat orang China patut disebut batik. Aneh... bila mendengar demikian karena orang China kok rasa-rasanya tidak mampu membuat batik, kalau orang China membuat kain yang disablon menyerupai dengan design batik, �baru ya�.


Istilah gampangnya batik buatan China itu sama saja kain tekstil yang dibuat mirip design batik yang asli melalui teknik sablon ( printing ). Nah, karena kesalahfahaman masyarakat dalam menafsirkan batik itu sendiri menjadi salah kaprah tanpa mengetahui asal usul proses pembuatan batik. Teknik printing ungkapan para pembatik perlu ditegaskan kembali kepada masyarakat awam. Karena perjalanan proses batik banyak masyarakat yang belum tahu, jika digambarkan bahwa printing itu sama saja sablon baru masyarakat awam akan lebih tahu.


Teknik sablon bahan dasar untuk membuat design dengan memakai tinta berbeda batik yang asli memakai lilin. Jadi Batik sablon bisa disebut batik ASPAL ( asli tapi palsu ) jika ditinjau dari prosesnya karena batik yang asli bahan dasar untuk menulis design adalah lilin yang ditorehkan pada kain.


Nah, bagaimana jika halnya kita ditawari sebuah kain batik oleh pedagang ditoko maupun dipasar. Tanyakan kepadanya, �batik asli atau batik sablon ?�

Batik yang asli ada istilah batik cap ( stempel ) dan batik tulis yang menggunakan alat canting untuk melekatkan niba ( malam / lilin ) pada kain dengan mengikuti pola gambar.

Fungsi daripada malam atau lilin itu sendiri untuk menutup pola gambar yang diinginkan masih tetap utuh apabila dicelupkan obat pewarna.


Keunggulan batik yang asli dengan batik sablon tentunya sangat jauh berbeda. Jika batik asli permukaan kain dibolak balik sama karena teknik pewarnaannya dengan pencelupan. Sedangkan batik sablon permukaan kain bolak-baliknya tidak sama terkesan yang satu bergambar permukaan baliknya polos. Karena teknik batik sablon pewarnaannya dengan cara menorehkan obat pewarna atau tinta dipermukaan kain saja tidak dicelup. Inilah yang menjadikan batik sablon itu cepat luntur karena warna hanya menempel dipermukaan saja tidak meresap keseluruh sel-sel kain.


Sehingga wajar jika batik yang asli harganya lebih mahal dibanding dengan batik sablon bila ditinjau dari prosesnya batik yang asli melalui berbagai tahapan proses. Lain halnya batik sablon dengan cara langsung diwarna maka, " bim salabim jadilah batik sablon".






Category:
��
12.26 | Posted in
Tips Memilih Kain Tenun Tradisional
Sebelum membeli tenun tradisional perlu teliti dan cermat dalam memilih kain karena pada umumnya awal mula pembuatan tenun tradisional adalah asli dengan cara manual artinya dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin ( ATBM ) yang dikerjakan secara tradisional dengan tangan manusia. Istilah lainnya Tenun Gedog.

Tenun tradisional menurut bahasa masyarakat Pekalongan menyebutnya tenun �tok-klek � karena menirukan bunyinya, kata � tok� karena pengaruh bunyi pengait sisir tenun ketarik pada saat kaki seorang penenun pada saat menginjakan kakinya pada alat injak untuk membuka benang lusi. Sedangkan kata � klek � karena pengaruh bunyi pada saat seorang penenun menarik alat sekoci untuk benang pakan yang fungsinya untuk mengayam kain. Kedudukan benang lusi yaitu kontstuksi benang yang memanjang sedangkan benang pakan yang melebar.

Namun seiring perkembangan pasar pengrajin mulai banyak meninggalkan tradisi yang asli dengan tujuan untuk menekan overhead cost & meningkatkan omset produksi, maka dibuatlah kain yang konstruksi & teksturnya sama persis seperti kain tenun tradisional dengan cara dibuatlah kain tenun dengan Alat Tenun Mesin ( ATM ). Sama artinya kain tekstil yang dibuat oleh pabrik. Dengan demikian jika costumers tidak paham betul tentang kain tradisional maka akan kecolongan salah dalam memilih kain karena Alat Tenun Mesin ( ATM ) bisa mengerjakan jenis kain apa saja termasuk kain tradisional.

Maka, tidak heran jika kain yang dihasilkan oleh mesin atau alat tenun mesin ( ATM ) keadaan tekstur atau kerapatan benangnya sama karena tenaga yang dihasilkan oleh mesin sama atau stabil. Sedangkan tenun tradisional berbeda karena stabilitas tenaga yang dikeluarkan tergantung tenaga manusianya yang mengerjakan, maka tekstur kain atau kerapatan benangnya tampak alami.

Kebanggaan pengguna untuk memakai kain-kain yang dihasilkan secara tradisional bisa kecewa apabila paham betul apa yang dipakainya sebenarnya bukanlah kain tradisional jika tidak tahu asal usul prosesnya kain. Maka, yang paling gampang membedakannya pada saat bahan tersebut masih dalam bentuk kain yang belum dijahit. Kain yang dihasilkan dari alat tenun mesin ( ATM ) tampak rapi beraturan pada bagian tepi kain karena dalam mesin ATM dilengkapi dengan alat mesin perapihan dan penyesuaian, sedangkan tenun tradisional rata tetapi tidak beraturan pada tepi kain.
sumber:http://www.farizcraft.com/berita-terbaru/pengetahuan-batik-yang-asli-dengan-batik-sablon-2.html
Category:
��
Membuat Autorun Icon di Pendrive

Kali ini kita akan membahas yg simple² aza gimana sich cara bikin icon lucu di pendrive mungkin loe pade kenal pendrive dengan sebutan flashdisk kali ya heheheeeok cara paling mudah adalah cari gambar muka loe pade trus trus edit jadiin ukuran 48x48 atau 24X24 pixel klu loe pakek photoshop jadiin extensionnya gif karena mungkin extension ico tidak terdapat ya di sana heheheeee so setelah jadi gif jangan lupa bagron di buang ya heheheee biar transparan ^_^!!!? rename gif tadi jadiin misalnya dodolz.gif menjadi dodolz.ico setelah itu simpan yg telah di rename tadi di posisi pendrive ianget jangan taruh di dalam foldel lalu bikin scriptnya hehehehee nah ini loe isa buka notepad lalu isi dengan script ini ---------------------------::][ cut ][::---------------------------------[AUTORUN]icon=..\dodolz.ico---------------------------::][ EnD ][::---------------------------------nah sekarang kenapa di depan dodolz.ico ada ..\ <<< ini maksudnya agar robot /script dapat mencari di mana icon yg barusan loe pade buat tadi bila sudah save as notepad tadi dengan extension dan nama autorun.inf <<< inget ini dah baku engak bleh di rubah kecuali gw heheheeheeee trus save as type pilih all nah jangan lupa simpannya di pendrive juga klu udah coba rename pendrive loe dengan nama hulahula yg semula remotable itu atau apalah heheheee lihat jadi kagak :P klu masih kagak jadi ya entar gw azarin lagi dah caranya .
SUMBER: http://mukomuko.topic-ideas.com/
Lowongan CPNS 2009 : POLRI, BPN, SETNEG, SEGKAB, ESDM, DKP, DEPTAN, RISTEK, (September-Oktober 2009)
28 September 2009 pada 9:18 pm · Disimpan dalam LOWONGAN KERJA and Label: BPN, CPNS, CPNS 2009, DEPTAN, DKP, ESDM, Lowongan, lowongan 2009, Lowongan Oktober, POLRI, RISTEK, SEGKAB, SETNEG

Bulan Oktober 2009 ini lowongan CPNS kembali di buka, berikut beberapa departemen yang melakukan rekruitmen-penerimaan CPNS Tahun Anggaran 2009 :

1.CPNS Departemen Kementerian Negara Riset dan Teknologi (daftar online )24 September s.d. 7 Oktober 2009)—->>> KLIK DISINI
2.CPNS Departemen Pertahanan (daftar online 5-6 Oktober 2009)
—->>> KLIK DISINI
3.CPNS Departemen Kelautan dan Perikanan atau DKP 2009 LENGKAP (24 September-8 Oktober 2009)——->>>>> KLIK DISINI 4.CPNS Departemen Energi dan SUmber Daya Mineral atau ESDM (daftar online 17 September – 6 Oktober 2009)—–>>>>> KLIK DISINI
5.CPNS Sekretariat Negara (6-9 Oktober 2009)–>>> KLIK DISINI
6.CPNS SEKRETARIAT KABINET RI(6-9 Oktober 2009—>>>
KLIK DISINI
7.CPNS Badan Pertanahan Nasional (daftar online 14 September – 5 Oktober 2009)—->>>> KLIK DISINI
8.CPNS Departemen Pendidikan Nasional seluruh unit kerja (SetJen, Dikti, PNFI, DitJenMandikdasmen) pendaftaran 14 September – 6 Oktober 2009—–>>>> KLIK DISINI
9.CPNS Polri dari sumber pelamar umum (17 September – 8 Oktober 2009)—–>>>>>> KLIK DISINI
SEMOGA BISA MEMBANTU & BERMANFAAT….


sumber :
http://banyuagung.wordpress.com/2009/09/28/lowongan-cpns-2009-polri-bpn-setneg-segkab-esdm-dkp-deptan-ristek-september-oktober-2009/
00.19 | Posted in

Bergabunglah Dengan Bonus Pulsa Karena Dengan Bergabung di Bonus Pulsa Maka Kesempatan Meraih Sukses Akan Lebih Cepat. Maka Bergabunglah Mulai Sekarang
Klik -->Ikut Gabung Sekarang
Category:
��
09.56 | Posted in
Kalau urusan Nasi Megono dan aneka lauk-pauk khas Kota Batik Pekalongan, selain Pak Bon di deket Lapangan Sorogenen, Warung Makan Berkah ini juga jagonya. Warungnya sih sederhana banget, tendaan gitu nempel di toko yang udah tutup, tapi kalau senja menjelang di ufuk Pekalonga (bahasanya bo), tempat ini selalu rame oleh OPEK (Orang Pekalongan) yang doyan makan enak. Disini berlaku sistem antrian dalam memesan, pas di salah satu pintu masuk tenda biasanya ada antrian pelanggan2, semuanya sabar menanti dilayani oleh Mbak Inung atau suaminya. Rata2 yang datang adalah pelanggan lama, nggak heran Mbak Inung atau sang suami selalu menyapa dengan nama, “mbak sri, beli apa mbak”, “mas yanto berapa mas nasinya”.

Saya yang melihat SOP antrian begitu ya ikut ngantri lah, tapi mungkin karena melihat saya dan Erna bukan orang situ, kita didahulukan, tadinya ga enak euy sambil bilang nggak usah pak, antri aja, eh malah dipaksa sama org2 yang antri, udah mas duluan aja nggak apa2, makan sini tho, duh makasih ya pak, bu, jadi enak nih.

Lauk-pauknya memang pekalongan banget, berpanci2 lauk aneka bentuk dan warna menghiasi meja sajinya mbak inung. Megono selalu hadir disini, sepanci gede penuh lagi lainnya ada otot, rendang, opor, acar cumi2 dan ayam kampung bakar pedas yang warna dan aromanya cakep banget. Saya makan Nasi Megono, Otot dan acar kuning dan sedikit kuah opor sambil nyomot tempe goreng tepungnya yang baru diangkat dari penggorengan. Khusus gorengan, kita harus request untuk bisa dapet sambel kecapnya yang enak buat dicocolin gorengan panas.

Megono sendiri adalah staplesnya Orang Pekalongan, kondimen yang dibuat dari nangka muda cacah, aneka bumbu dan terkadang kecombrang ini dikukus sampai matang dan biasanya disajikan sebagai teman nasi, plus lauk-pauk. Megono di Mbak Inung ini enak banget, dikukus dengan tingkat yang pas dan ada wangi semriwingnya kecombrang.

Di sini juga ngetop dengan acar sayur kuningnya yang segar dengan isi potongan timun, wortel dan rajangan kol, dibalut bumbu kuning dan ada daun karinya lho bertebaran dalam acar kuning (pengaruh timteng dalam kuliner Pekalongan). Perpaduan megono dan acar ternyata nikmat banget, sedep. Saya pilih lauk otot sapi yang dimasak ala kalio, enak lah dipaduin sama acar dan megononya. Tempenya yang panas, garing dan gurih makin bikin makan malam saya nikmat.

Erna memilih makan Nasi Megono pake acar dan Rendangnya, yang menurut dia sih empuk dan spicy. Setelah itu kita share semangkok garang asem ala Pekalongan yang item pekat dari bumbu kluwek. Garang Asem berisi daging dan tetelan yang berenang dalam broth hitam aromatic, tampak selembar daun salam di mangkok saya, salah satu dedaunan yang bertanggung jawab akan wanginya garang asem ini. Kuahnya deep dan rich tapi nggak terlalu berlemak, sungguh kalau harus milih antara rawon dan garang asemnya Pekalongan, saya terpaksa milih yang versi Pekalongan, lebih mantep kuahnya.

Makanan-makanan lainnya terlihat begitu menggoda, Opor ayam dan ayam bakar pedasnya memakai ayam kampung yang jaminan mutu kegurihan, apalagi ayam bakarnya cuka cantikkk banget warnanya. Cumi tinta juga nggak sempat dicoba, disini cumi tintanya hadir berkuah disebutnya malah sotong rendang, agak beda dengan yang di Pak Bon atau Pak Masduki yang lebih mirip tumisan bumbu “oli” tanpa kuah.

Satu lagi yang saya perhatikan dari warung2 makan di Pekalongan, banyak tempat yang memajang banner sponsor dari produsen the seperti Teh Yoyo, Teh Bandulan dll, warna2nya yang bright membuat kita mudah mencari tempat2 makan ini, sebuah inisiatif yang bagus dr para produsen teh itu.
(sumber:http://ariep.multiply.com)



Category:
��
09.28 | Posted in
Kualitas Akses Hotspot Internet Beberapa Tempat Di Pekalongan

Ada beberapa lokasi publik se Pekalongan yang sudah berhotspot. Lokasi tersebut antara lain :

- Lapangan Mataram Kota Pekalongan, ini lokasi hotspot dengan sinyal terkuat dan no pasword,maks radius 300 m masih bisa tapi sinyal melemah.

- Mall Sri Ratu Mega Center, harus masuk dekat kasir/game, no pasword. Baik.

- Alun-alun Kajen, no pasword, kecepatan agak baik.

- Matahari Plaza lantai 1 dalam dengan pasword. OK.

- Kafe BSP FM Pekalongan, dengan pasword. OK.

(Sumber:http://www.progrosir.co.cc)
��
08.59 | Posted in
1.PENDAHULUAN

Kesibukan masyarakat yang merayakan Lebaran boleh berlalu. Namun, tradisi Syawalan yang datang setiap tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri masih mejadi hari yang istimewa bagi sebagian masyarakat Jawa Tengah (Jateng).

Ada yang menyebut Syawalan ini dengan Lebaran Ketupat. Pasalnya, banyak masyarakat yang menandai datangnya hari istimewa ini dengan memotong ketupat. Tak kalah hiruk pikuknya dengan Lebaran, perayaan Syawalan juga dijadikan sebagai wahana rekreasi keluarga.

Tempat-tempat tertentu yang menjadi pusat perayaan Syawalan, seperti Pekalongan, Kaliwungu, Demak, Jepara dan Rembang, pun selalu ramai dikunjungi ratusan ribu orang. Pasalnya, berbagai obyek hiburan hingga wisata religi banyak ditawarkan.

Setiap tradisi yang mampu bertahan lama, pastilah melalui proses evolusi kebudayaan yang panjang dan memiliki kesamaan akar historis. Evolusi yang diikuti akulturasi itu, pada akhirnya menimbulkan keselarasan dan kecocokan dengan masyarakat penganutnya. Tesis itu, sangat relevan diajukan guna mengungkap tradisi ”syawalan”, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa secara turun-temurun.

Istilah syawalan atau sering disebut halal bihalal, memang berasal dari bahasa Arab. Uniknya, istilah itu tidak dikenal oleh masyarakat Arab, karena memang tidak terdapat dalam tradisi dan kebudayaan mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, syawalan memiliki arti “acara maaf-memaafkan” pada hari Lebaran. Sementara, istilah halal bihalal merupakan kata majemuk yang terdiri atas pengulangan kata bahasa Arab halal (baik atau diperbolehkan) yang diapit satu kata penghubung ba (Quraish Shihab, 1992).

Tradisi syawalan, kata Umar Kayam (1997), merupakan kreatifitas akulturasi budaya Jawa dan Islam. Ketika Islam hendak bersinggungan dengan budaya Jawa, timbul ketegangan-ketegangan yang muaranya menimbulkan disharmoni. Melihat fenomena itu, para ulama Jawa lantas menciptakan akulturasi-akulturasi budaya, yang memungkinkan agama baru itu diterima oleh masyarakat Jawa. Singkatnya, para ulama di Jawa dahulu dengan segenap kearifannya, mampu memadukan kedua budaya yang bertolak belakang, demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam makalah ini, kami hanya akan membatasi tradisi syawalan yang berada di kota Jogjakarta, Pekalongan dan Kendal. Bagaimana asal mula tradisi ini terjadi dan persinggungannya dengan kultur budaya Jawa dan Islam serta seluk beluknya akan dikupas dengan pendekatan historis cultural.

1.PEMBAHASAN

Merekatkan Persatuan

Kiblat papat lima pancer ini, dapat juga diartikan sebagai empat macam nafsu manusia, yaitu amarah, yakni nafsu emosional, aluamah atau nafsu untuk memuaskan rasa lapar, supiah adalah nafsu untuk memiliki sesuatu yang indah, dan mutmainah, nafsu untuk memaksa diri. Keempat nafsu ini yang ditaklukkan orang selama berpuasa. Jadi, dengan memakan ketupat orang disimbolkan sudah mampu menaklukkan keempat nafsu tersebut.

Tradisi syawalan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu, kini dilestarikan oleh organisasi-organisasi Islam, maupun instansi pemerintah dan swasta dengan istilah halal bihalal. Menariknya, peserta halal bihalal, tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama, suku, ras dan golongan. Tradisi itu bukan lagi milik umat Islam dan masyarakat Jawa saja, tetapi menjadi milik segenap bangsa Indonesia. Tradisi ini juga kaya dengan kearifan dan kesalehan yang relevan dengan konteks kekinian.

Ia bisa diartikan sebagai hubungan antarmanusia untuk saling berinteraksi melalui aktivitas yang tidak dilarang, plus mengandung sesuatu yang baik dan menyenangkan. Maka, berhalal bihalal, mestinya tidak semata-mata dengan memaafkan melalui perantara lisan atau kartu ucapan selamat saja, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan bagi orang lain khususnya yang diajak berhalal bihalal.

Syawalan juga merekatkan persatuan dan kesatuan, dan mendorong orang untuk jujur. Adanya kerelaan untuk saling memaafkan, sudah membuktikan mencairnya individualitas, strata sosial, egoisme, sektarian dan sebagainya. Orang juga dituntut untuk jujur, mau mengakui kesalahan dan lantas meminta maaf. Kejujuran dan kerelaan hati untuk memaafkan ini, merupakan terapi psikologis yang sangat ampuh bagi setiap orang. Pasalnya, dengan lepas dan hilangnya dosa-dosa, orang akan merasa damai, tenang dan tentram.

Pada akhirnya, dalam masyarakat yang kian terkepung aneka kepentingan primordial atau kepentingan yang mengatasnamakan apa pun yang eksploitatif dan tiranik, penuh konflik kepentingan bahkan sampai pertikaian atau perang, Idul Fitri dengan tradisi syawalannya, diharapkan mampu menghadirkan kesejukan, keharmonisan, dan obat-obat kemanusiaan lainnya.1

1.SYAWALAN DI PEKALONGAN

Sejarah Syawalan Krapyak di Pekalongan

Tradisi syawalan di Pekalongan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Tradisi ini terkenal dengan pemotongan “Lopis Raksasa” di kelurahan Krapyak Kidul dan Krapyak Lor kecamatan Pekalongan Utara. Masyarakat Krapyak dan sekitarnya merupakan masyarakat yang taat beragama dan memegang kultur kebermasyarakatan yang baik. Salah satu tradisi yang hingga sekarang ini dipelihara dengan baik adalah tradisi “Syawalan Krapyak”. Tradisi syawalan dilaksanakan seminggu setelah lebaran yang diawali dengan pemotongan lopis raksasa.

Saat Hari Raya Idul Fitri merupakaan saat-saat yang ditunggu oleh para anak kecil, remaja bahkan orang dewasa untuk saling bermaaf-maafan. Anak-anak kecil bergembira karena pada saat lebaran mereka akan memakai pakaian baru, sandal baru, uang jajan yang lebih dan mungkin mainan baru. Lebaran juga dimanfaatkan oleh masyarakat Krapyak dan sekitarnya untuk saling menjalin silaturrahim dengan tetangga, kerabat dekat dan mengirimkan opor ayam serta makanan lainnya kepada kerabat dekat.

Sehari tepat setelah lebaran sampai 6 hari berikutnya digunakan oleh masyarakat Krapyak untuk berpuasa sunnah Syawal. Pelaksanaan puasa ini sudah menjadi tradisi amal ibdah warga Krapyak sejak dahulu kala sehingga dikenal luas oleh masyarakat di luar Krapyak. Hal ini mengakibatkan teman, kerabat jauh ataupun relasi bisnis enggan untuk bersilaturahmi ke Krapyak setelah sehari sampai enam hari sesudah lebaran, mereka merasa tidak enak bila dijamu oleh tuan rumah sementara tuan rumahnya sendiri berpuasa. Keengganan ini bukan karena malas ataupun yang lainnya, hal ini hanya sebagai upaya penghormatan mereka terhadap warga Krapyak yang menjalankan ibadah puasa sunnah Syawal.

Teman, kerabat jauh, relasi bisnis dan lainnya umumnya bersilaturahmi ke Krapyak setelah 6 hari setelah lebaran. Karena waktunya bersamaan, hal ini mengakibatkan membludaknya warga yang bersilaturahmi, yaitu tepat 7 hari setelah lebaran. Untuk menjamu tamu, warga Krapyak menyuguhkan makanan lopis yang dicampur dengan parutan kelapa muda. Makanan ini merupakan makanan khas jamuan lebaran warga Krapyak. Lopis terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun pisang dengan cara diikat dengan melilitkan tali bambu ataupun tali raffia, setelah itu dimasak dengan cara digodok dengan air sampai matang. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak lopis sekitar 3-5 jam. Makanan khas lopis ini merupakan symbol perekat dan pemersatu ummat Islam setelah sebulan berpuasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan berlebaran.

Syawalan sebagai Ajang Pariwisata

Tradisi syawalan yang dulu hanya sebagai ajang bersilaturahim, bermaaf-maafan dan halal bihalal antar sesama warga Krapyak dan sekitarnya, bahkan antar warga Krapyak dengan masyarakat Pekalongan dan luar kota lainnya, telah berubah menjadi ajang pariwisata dan hiburan. Dahulu pembuatan lopis hanya dilakukan untuk menjamu para tamu yang hadir bersilaturahim, yang dilakukan secara individual tiap keluarga. Pada saat sekarang ini pembuatan lopis dilakukan secara gotong royong antar warga dan dibuat dengan khusus untuk menyambut tradisi Syawalan Krapyak.

Dikatakan khusus karena berat dan ukurannya tidak seperti lazimnya lopis. Lopis pertama karya masyarakat Krapyak Kidul beratnya 689 kilogram dan tinggi 152 sentimeter, serta lingkaran 248 sentimeter. Lopis lainnya hasil besutan warga Krapyak Lor lebih spesial lagi karena beratnya 1 ton, tinggi 165 sentimeter, dan lingkaran 240 sentimeter. Pembuatannya sampai membutuhkan waktu seminggu untuk memasaknya.

Acara syawalan Krapyak dimulai dengan acara seremonial pemotongan lopis raksasa oleh walikota setempat pada pukul 08.30 WIB. Setelah lopis raksasa dipotong secara simbolis oleh walikota, maka lopis tersebut dipotong kecil-kecil oleh panitia syawalan untuk dibagikan secara gratis kepada para pengunjung syawalan. Dalam sambutannya, ia mengajak warga agar tradisi lopisan itu dapat dijadikan pemersatu umat. Sebab, dengan tradisi itu, masyarakat bisa menyatu untuk melaksanakan Syawalan sebagai tali silaturrahim di antara warga.

Para pendatang dari luar Krapyak yang berdatangan menghadiri syawalan bias dipastikan membludak dan sangat ramai memadati jalan utama Krapyak dan sekitarnya. Dalam tempo satu jam lopis raksasa habis dibagikan kepada para pengunjung. Banyaknya pengunjung ini dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima untuk menjajakan dagangannya di pinggir jalan Jlamprang dan jalan-jalan sekitar Krapyak. Ada beberapa pedagang yang datang dari luar kota ikut meramaikan Syawalan. Mereka menyiapkan dagangannya dua hari sebelum acara syawalan berlangsung.

Acara syawalan yang ramai pengunjung juga dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk membuat acara hiburan seperti arena bermain anak-anak dan konser musik. Keramaian dan hiburan inilah yang menjadi daya tarik pengunjung dari luar daerah Krapyak untuk menghadiri Syawalan. Kadang acara konser music menimbulkan keributan sehingga menyimpang dari tujuan asal mula adanya syawalan, yaitu untuk bersilaturahmi.

1.KESIMPULAN

Dari keterangan diatas dapatlah kita tarik keterkaitan tradisi syawalan yang terjadi di ketiga kota tersebut, yaitu syawalan adalah media dan ajang tali silaturahim antar sesama umat Islam setelah berpuasa ramadhan dan berhari raya Idul Fitri. Silaturahim ini tidak hanya dilakukan untuk umat Islam yang masih hidup saja, tetapi juga dilakukan silaturahim antara umat yang masih hidup dengan para leluhur yang telah meninggal dunia dengan cara berziarah kubur membaca kalimah-kalimah thoyyibah dan do’a-do’a yang dikhususkan buat para leluhur. Tradisi syawalan dilaksanakan seminggu setelah berlebaran Idul Fitri. Syawalan juga identik dengan istilah halal bihalal yang sekarang marak dilakukan oleh masyarakat luas di Indonesia.

Tradisi syawalan yang awal mulanya bertujuan baik untuk menjalin silaturahim, bermaaf-maafan serta menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama warga telah ternodai dengan aspek-aspek keduniawian. Meskipun sampai kini masih banyak yang memaknai Syawalan sebagai hal yang sakral, yakni sebagai perjalanan silaturahim rohaniah antara orang yang masih hidup dan silaturahim antara yang hidup dengan orang yang telah meninggal (alam ghaib), namun dewasa ini syawalan telah mengalami penambahan makna. Atau paling tidak telah mengalami perluasan makna (Amelioratif). Jika dahulu kegiatan syawalan ini benar-benar terasa sakral-trancendental, maka kini kesakralan ini telah mulai terusik atau ‘terganggu’ (untuk tidak mengatakan profan) oleh munculnya ‘makna tambahan’ dengan image baru. Image baru itu misalnya, orang mulai mengatakan bahwa syawalan telah identik dengan jalan-jalan atau pacaran, lihat hiburan, belanja mainan anak-anak, belanja alat dapur dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

1.Harian Umum Sore Sinar Harapan, 30 September 2008
2.Dr. Muhammad Abdullah, M.Hum, Aspek Eskatologis Ziarah Kyai Guru dalam Tradisi Syawalan Kaliwungu Kendal, Penelitian Ilmiah, Universitas Diponegoro Semarang
3.http://www.republika.co.id/koran/109.html

4.Harian Umum Sore Sinar Harapan, 30 September 2008

5.Dr. Muhammad Abdullah, M.Hum, Aspek Eskatologis Ziarah Kyai Guru dalam Tradisi Syawalan Kaliwungu Kendal, Penelitian Ilmiah, Universitas Diponegoro Semarang

6.http://www.republika.co.id/koran/109.html
7.http://mazguru.wordpress.com
12.54 | Posted in

Satu tempat yang patut dikunjungi untuk lebih mengenal batik, khususnya batik Pekalongan adalah Museum Batik Pekalongan.

Museum yang terletak di jalan Jetayu No. 1 Pekalongan dan diresmikan oleh presiden SBY sejak 12 Juli 2006 yang lalu ini bisa dimasuki cukup dengan merogoh kocek sebesar 3 ribu rupiah sebagai pengganti tiket masuk.

Di bagian depan museum kita akan langsung disuguhi dengan ruang perpustakaan dan kedai batik yang menjajakan pernak-pernik museum batik.

Di bagian tengah terdapat 4 ruang pamer yang memamerkan batik dari berbagai daerah, kebanyakan tentu batik Pekalongan dan sejarah dan perkembangan motif batik. Berdasar info Koleksi batik yang ada di ruang pamer ini akan diganti tiap 4 bulan.

Sementara di bagian belakang terdapat area workshop yang akan menunjukkan ke kita langkah-langkah pembatikan, sayang ketika kami datang hanya ditunjukkan cara membatik tulis.

Secara umum, seperti halnya kebanyakan museum di Indonesia, museum batik ini masih dikelola dengan ‘apa adanya’, area museum yang tidak terlalu luas menyebabkan tidak banyak koleksi batik yang bisa ditampilkan.

Dan kalau kita menengok perpustakaannya, kebanyakan koleksi buku mengenai batik sebagai salah satu budaya Indonesia adalah terbitan luar negeri; bukankah ini menyedihkan? Semoga kehadiran Pasar Batik bisa lebih mengenalkan batik ke seluruh dunia.
(sumber:http://pasarbatik.com/info/museum-batik-pekalongan/)
��
06.05 | Posted in

Pekalongan Kota Batik itu julukan untuk kota yang berada di wilayah pantura terletak antara semarang dan cirebon.Kota ini begitu ciri khas dengan suasana Santri dan batiknya.
Belum lama ini diselenggarakan Festival Batik Internasional yang berakhir tanggal 3 mei 2009 kemarenm festival ini berada di museum batik di pekalongan.Produk-produk yang di tampilkan adalah kerajinan industri batik pekalongan dan dari kota-kota lain nya.
Category:
��
02.23 | Posted in
Category:
��